Kamis, 30 Juni 2011

ULASAN TIGA KEGIATAN




Dua  Minggu Berlalu sejak penobatan Gelar Juara dalam rangkaian Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2011.  Dan pada 25 – 26 Juni 2011 lalu, Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2011 telah mengukir sejarah Selama Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung berkarya, yakni melakukan 3 kegiatan positive dan kreative dalam kurun waktu yang sangat berdekatan.

Dimulai dengan kegiatan Farewell party pada tanggal 25 Juni 2011 pukul 19.00 s/d 23.00 di Rumah Putih CafĂ© and resto, Lalu paginya (26 Juni 2011), seluruh Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2011 berkumpul di Bundaran Tugu Adipura dalam rangka peringatan Hari Anti Narkotika Sedunia dan juga kegiatan mingguan Car Free Day dengan melakukan aksi simpatik membagi bagikan brosur dan sticker akan pentingnya menjauhi Narkoba yang di dapat dari BNP.  Tidak berhenti sampai di situ, Mereka masih kembali menggelar kegiatan silahturahmi dan berbagi kebahagiaan atas kemenangan yang telah di capai pada adik adik yang memiliki keterbelakangan secara fisik dan mental serta anak anak Yatim Piatu pada Yayasan Yatim Piatu dan SLB Dharma Sari , Tanjung Senang, Bandar Lampung.

Jauh hari sebelum  pelaksanaan terjadi ada banyak hal yang tercipta dan terukir yang kemudian layak untuk di jadikan acuan masa mendatang.  Ada semangat kebersamaan dalam sebuah basecamp yang di sediakan oleh jiwa yang begitu baik, Orang Tua Didi  - Rizky Akbar Kurniadi yang memfasilitasi sebuah tempat yang begitu megah untuk sebuah tempat berkumpul mengulas segala keperluan event.  Di basecamp yang menjadi tempat berkreativitas tersebut juga kemudian mengalir kisah kisah seru.  Kisah bermalam beberapa personal yang menjadikan mereka satu sama lain mengenal diri lebih dalam lagi.  Kisah amarah dan tekanan pekerjaan yang terkadang menjadikan satu kesatuan yang tak bisa di pisahkan dari suksesnya event.  Lalu ada pula kisah kebersamaan.  Pahit manis bersama.  Makan bersama.  Saling membantu dan membahu hingga kemudian jadi ajang curhat akan permasalahan personal masing masing.  Ada pula proses penciptaan Kreativitas yang secara tak langsung mempengaruhi kepiawaian setiap individu.

Menjelang acara farewell Party.  Ketegangan semakin menjadi.  Gesekan Egoisme dan kepentingan kepentingan pribadi makin terlihat.  Sosok Sosok terbaik muncul menjadi penengah dan pengalah untuk kemajuan bersama.  Lalu adapula musibah yang menimpa.  Ivand Fajri nyaris kehilangan jari Kelingking Kaki nya karena kecelakaan motor yang di alaminya.  Jauh sebelumnya, Rico juga mengalami pendarahan pada jemari kaki akibat gesekan kendaraan bermotor.  Dan yang paling menjadi perhatian bersama adalah  Cacar yang menghinggapi Eby – Febrian Ahmad – Mekhanai 3 Kota Bandar Lampung menjelang Acara Farewell berlangsung.  Pasalnya – Eby di dapuk untuk tampil di beebrapa segment acara pada Farewell party tersebut. Namun  akhirnya Eby tetap memutuskan hadir meski dengan tampilan cacar di sekujur tubuh, begitupun Ivand yang tetap hadir meski harus duduk di kursi roda sepanjang acara berlangsung. Sebuah Penghargaan untuk sebuah Pengorbanan dalam kebersamaan.

Teman,…
Apa yang terjadi.  Terlepas beragam hal yang menghampiri. Segalanya adalah jalan yang di rangkai sang pencipta untuk  memperkokoh persaudaraan.  Di luar sana, semua mata melihat hasil kerja keras tim yang telah terbina berhari hari demi sebuah acara.  Di luar sana, mereka tak akan pernah tahu bahkan tak mau tahu apa pun yang terjadi di balik keceriaan yang kita tampakkan.  Di luar sana bahkan tak ada yang tahu bila semua yang terlihat adalah buah dari pengorbanan yang kalian lakukan dengan ikhlas demi sebuah pembuktian dari janji janji manis selama perlombaan  berlangsung.  Dan harapan agar semua ini tetap terjalin dan terjaga.  Perbedaan ini tentu bukanlah sesuatu yang layak di perdebatkan.  Perbedaan ini adalah warna yang indah yang dapat memperkaya khasanah kebersamaan kita kedepannya.  Jadikan perbedaan sikap dan pandangan menjadi  pemacu untuk terus berkarya kedepannya.  Meski segalanya adalah seleksi alam.  Akan terlihat pada akhirnya nanti.  Meski kita harus bersusah susah di awal, tapi hal ini akan terlihat hikmah setelah segalanya tercapai.

Terima kasih atas upaya keras dan pengorbanan dari segala individu yang tercurah.  Senyum tawa dan ceria anak anak SLB Dharma Sari yang terjadi berkat kehadiran teman teman Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2011, adalah bukti bahwa berbagi tak perlu mencari. Kita bisa berbagi dengan kemampuan minimal yang kita bisa.  Kita juga bisa memberikan untaian arti hanya dengan nilai 20 ribu rupiah yang bisa jadi tak lebih mahal di banding kaos oblong dan celana jeans yang kita kenakan.  Kita pula bisa mengerti mengapa kita harus lebih banyak banyak bersyukur atas apa yang kita miliki dan kita raih ketimbang mereka – adik adik SLB Dharma Sari yang jangankan untuk bersenang senang, orang tua mereka pun mereka tak tahu.  Lalu dengan apa kita bersyukur ?, selain terus dapat memberi arti akan hadirnya kita di bumi dengan cara berbagi pada mereka yang tak mengerti akan hadirnya mentari esok pagi.

SEJARAH KOTA BANDAR LAMPUNG


RIWAYAT SINGKAT HARI JADI
 KOTA BANDAR LAMPUNG


Kotamadya Bandar Lampung selain Ibu Kota Dati I Lampung juga merupakan Ibu Kota Kotamadya Dati II Bandar Lampung. Provinsi Lampung dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 3 Tahun 1964 jo UU No. 14 Tahun 1964.
Sebelum menjadi Provinsi Lampung, Lampung merupakan suatu Keresidenan, sebagai tindak lanjut statusnya di zama Belanda dahulu dengan sebutan Residentie der Lapongohe Districten, sewaktu zaman Hindia Belanda dahulu Karedidenan Lampung merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan.
Wilayah Kota Bandar Lampung di zaman Hindia Belanda dahulu termasuk wilayah onder afdeling Telok-Betong yang dibentuk dengan Staatsbalat 1912 Nomor : 462, terdiri dari Ibu Kota Telok-Betong sendiri dan daerah-daerah sekitarnya. Sebelum tahun 1912 Inu Kota Telok-Betong ini meliputi juga Tanjung Karang yang terletak kura lebih 5 KM sebelah utara Kota Telok-Betong (Encyclopedie Van Nederland Indie, susunan D.C.STIBBE bagian IV).
Ibukota Onder afdeling Telok-Betong adalah Tanjungkarang, sedangkan Kota Telokbetong adalah Ibukota Karesidenan Lampung, kedua kota tersebut tidak termasuk dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri yang dikepalai oleh seorang Asisten Demang tunduk kepada Hoof Van Plaatsleyk Bestuur (Kontroling B.B) yaitu Kepala Onder afdeling Telokbetong.
Biaya sehari-hari untuk pemeliharaan kedua kota tersebut ditanggung oleh suatu dana yang disebut Plaatsleyk Fonds. Pengololaan keuangan diatur dalam Keputusan Residen Lampung tanggal 24 Nopember 1930 Nomor :169.
Dimasa pendudukan Jepang Kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan Si (kota) dibawah pimpinan seorang SICHO (Bangsa Jepang) dibantu oleh seorang FUKU SICHO (Bangsa Indonesia).
Sejak Kemerdekaan Indonesia berdasarkan Undang-undang Nomor :22 Tahun 1948, Kota Tanjungkarang dan Kota Telukbetung berstatus Kota Kecil yang merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Selatan, wilayah sekitarnya dipisahkan dari wilayah Onder afdeling Telokbetong-Tanjungkarang berdasarkan Undang-undang Darurat No:5 Tahun 1956, kemudian berdasarkan undang-undang No : 28 Tahun 1959 nama Kota Besar Tanjungkarang-Telokbetong dirubah menjadi Kotapraja Tanjungkarang-Telukbetung yang didalamnya terdapat 2 Kecamatan; yaitu Kecamatan Tanjungkarang dan Kecamatan Telukbetung, sisa wilayah Onder afdeling Telukbetung dimasukkan dalam wilayah Kabupaten Lampung Selatan.
Kemudian setelah Karesidenan Lampung dinaikkan statusnya menjadi Provinsi Lampung berdasarkan Undang-undang Nomor : 18 Tahun 1965 Kotapraja Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kota Madya Tanjungkarang-Telukbetung.
Perbatasan Kotamdya Tanjungkarang-Telukbetung ditentukan dalam Undang-undang Darurat Nomor :5 Tahun 1956 jo. Undang-undang Nomor : 28 Tahun 1959 didalamnya terdapat 4 Kecamatan, yaitu :
1.
Kecamatan Tanjungkarang Barat dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Jalan Bukit Tinggi Bambu Kuning (Kampung Kaliawi).
2.
Kecamatan Tanjungkarang Timur dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Kampung Saah Lama.
3.
Kecamatan Telukbetung Utara dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Sumur Batu.
4.
Kecamatan Telukbetung Selatan dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Jalan Mentaai Telukbetung
Berdasarkan Undang-undang No.5 Tahun 1975 dan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas ilayah Kotamadya Dati II Tanjungkarang Telukbetung yang mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal 8 juli 1982, yaitu sejak diserahkan olleh Bupati Kepada Daerah Tingkat II Lampung Selatan kepada Wali kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tanjungkarang-telukbetung diperluas dengan dimasukkannya sebagian Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Lampung Selatan yang meliputi 14 Desa Dari sebagian wilayah kecamatan Kedaton, 14 Desa Kecamatan Panjang.
Kemudian bedasarkan Peraturan itu juga Kecamatan-kecamatan dalam Wilayah Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung ditata kembali menjadi 9 Kecamatan dengan 58 Kelurahan.
Selanjutnya berdasarkan Surat Gubernur/KDH Tingkat I Lampung Nomor G/185.B.III/HK/1988 tanggal 6 Juni 1988 serta Surat Persetujuan MENDAGRI Nomor 140/1799/PUOD tanggal 19 Mei 1987 tentang pemekaran Kelurahan di Wilayah Kota Bandar Lampung, maka Kota Bandar Lampung terdiri dari 9 Kecamatan dengan 84 Kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 tahun 2001 tentang pembentukan, penghapusan dan penggabungan Kecamatan dan Kelurahan dalam Kota Bandar Lampung, maka Kota Bandar Lampung menjadi 13 Kecamatan dengan 98 Kelurahan, yaitu :
1.
Kecamatan Kedaton dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Kampung Baru
2.
Kecamatan Tanjungkarang Timur dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Kota Baru
3.
Kecamatan Tanjungkarang Barat dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Gedong Air
4.
Kecamatan Tanjungkarang Pusat dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Palapa
5.
Kecamatan Sukarame dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Sukarame
6.
Kecamatan Telukbetung Utara dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Kupang Kota
7.
Kecamatan Telukbetung Selatan deng Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Sukaraja
8.
Kecamatan Telukbetung Berat dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Bakung
9.
Kecamatan Panjang dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Panjang Selatan
10.
Kecamatan Kemiling dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Suberejo
11.
Kecamatan Rajabasa dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Rajabasa
12.
Kecamatan Tanjung Seneng dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Tanjung Seneng
13.
Kecamatan Sukabumi dengan Pusat Pemerintahannya berkedudukan di Sukabumi
Kotamadya Tanjungkarang Telukbetung (Bandar Lampung) sebagai Ibukota Provinsi Lampung berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang Telukbetung (Bandar Lampung) Nomor : 5 Tahun 1983, tanggal 26 Januari 1983 telah ditetapkan Hari Jadinya pada tanggal 17 Juni 1682.
Dalam rangka menetapkan Hari Jadi tersebut telah diadakan penelitian oleh sebuah Team Penggali Hari Jadi Kotamadya Tanjungkarang Telukbetung yang dibentuk dengan Keputusan alikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung tanggal 15 Desember 1981 Nomor : 234/BG.II/HK/1981, dari Penilai Sumber Sejarah yang berhasil dikumpulkan; Team memperoleh data tentang Hari Jadi Kota Tanjungkarang-Telukbetung (Bandar Lampung) sebagai Berikut :
1.
Tanggal 17 Juni 1682

Pada tanggal 17 Juni 1982 tersebut laporan Resideng Banten William Craft kepada Gubernur jenderal cornelis yang didasarkan pada keterangan Pangeran Aria Dipati Ningrat (Duta Kesultanan) yang disampaikan kepadanya tanggal 17 Juni 1682 antara lain berisikan : “Lampong Telokbetong ditepi laut adalah tempat kedudukan seorang Dipati Temenggung Nata Negara membaahi 3.000 orang” (Daghregistor yang dibuat dan dipelihara oleh Pimpinan VOC halama 777 dan seterusnya)
2.
Tanggal 22 Agustus 1682

Berdasarkan Surat Sultan Haji yang dibawa Pimpinan ekspedisi Gabungan (Kesultanan dan VOC) bernama Everhard Van der Schuur dan pada utusan Sultan (Pangeran Nata Negara dan Aria Wangsa Yudha) tertanggal 22 Agustus 1682 ditujukan kepada seluruh pengusaha di Lampung tentang perubahan politik di Banten, yaitu Sultan Agung Tirtayasa diganti oleh Sultan haji, kedatangan ekspedisi gabungan tersebut adalah atas nama Sultan yang baru (Deghregister hal. 1.037 s/d 1.039 dan 1040 s/d 1042)
3.
Tanggal 30 September 1682

Menurut Everhard Van der Schuur kepada Gubernur Jenderal di Jakarta tanggal 30 September 1682 menggambarkan bahwa Adipati Wira Negara Regent Telokbetong Ibu Kota Lampong, Aria Siger nama pembesar muda Sultan Haji (Abdul Nazar) dan para pedagang lada bersedia mengadakan kontrak dagang dengan VOC, kecuali pengusaha-pengusaha atau pedagang-pedagang dari Batu Andak yang tidak mau menghubungi / mengadakan kontrak dagang dengan VOC sebagai musuh dan mereka tidak menyukai Belanda serta lebih cenderung untuk mengadakan peperangan daripada perdamaian’ mereka telah mengadakan pembakaran (membumihanguskan Telokbetong
4.
Tanggal 11 Nopember 1682

Berdasarkan laporan Everhard Van der Schuur kepada MAyor Issacde Saint Martin tentang hasil gabungan berisikan antara lain bahwa pada tanggal 11 Nopember 1682 terjadi pertempuran di laut antara armada raja Ngobar dengan penduduk pantai (Malayer dan Berkvolkaran) di Teluk Sabu Menanga (Daghregister halaman 1372 dan 1373).
5.
Tanggal 8 April 1873

Berdasarkan Staatsblat Nomor : 70/1873 (Besluit Gouvernur General) tanggal 8 April 1873 Nomor : 15 tentang Pembagian Karesidenan Lampung menjadi 6 afdeling, antara afdeling Telokbetong dengan Ibukota Telokbetong.
Sebagai tindak lanjut dari hasil kerja team Penggali Hari Jadi Kota Tanjungkarang-Telukbetung, maka pada tanggal 18 Nopember 1982 diadakan Simposium Hari Jadi Kota Tanjungkarang-Telukbetung (Bandarlampung).
Adapun dasar-dasar pertimbangan ditetapkan tanggal / Hari Jadi Kota tersebut, adalah sebagai berikut :
1.
Secara otentik tanggal, bulan dan tahun tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
2.
Berdasarkan data-data yang ada dan keterangan-keterangan yang juga dapat dipertanggungjawabkan
3.
Tanggal dan bulan tersebut merupakan pengakuan dari pihak luar bahwa di Telukbetung sudah ada pemerintahan yang berkedudukan di Telukbetung
4.
Tanggal 17 merupakan angka keramat bagi Bangsa Indonesia sebagai tanggal lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari hasil kesimpulan simposium Hari JAdi Kota Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung dimaksud setelah melalui berbagai pertimbangan sudah dapat ditetapkan sebagai Tanggal Hari Jadi Kota Kotamadya Tanjungkarang-Telukbetung (Bandar Lampung) berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1983 tanggal 26 Februari 1983.



   
Riwayat Pemerintahan.
Untuk mengetahui Riwayat Pemerintahan secara kronologis diatur sistematikanya sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 22/1948
  Dipisahkan dari Kabupaten Lampung Selatan dengan istilah Kota Tanjungkarang-Telukbetung 2. Peraturan Pemerintah Nomor 39/1950   Tentang Penetapan Kota Tanjungkarang-Telukbetung menjadi Kota Besar Tanjungkarang-Telukbetung 3. Undang-undang Nomor : 5 Drt Tahun 1956   Tentang Pernyataan Kota Tanjungkarang-Telukbetung menjadi Kotapraja Tanjungkarang-Telukbetung 4. Undang-undang Nomor : 1/1957   Tentang Pengukuhan Kota Tanjungkaran Telukbetung menjadi Kotapraja Tanjungkarang Telukbetung 5. Undang-undang Nomor : 18/1959   Tentang Pernyataan Kota Tanjungkarang-Teluk-Betung 6.
Undang-undang Nomor : 18 /1965
  Tentang Perubahan status Kotapraja menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung 7. Undang-undang Nomor 5/1974 dan Peraturan Pemerintah Nomor :3/1982   Tentang Perubahan Batas Wilayah yang diperluas serta pemekaran Kecamatan dari 4 Kecamatan dan 30 Kelurahan/Desa menjadi 9 Kecamatan dan 58 Kelurahan/Desa 8. Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 1983   Tentang Penggantian Nama dari Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung 9. SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung Nomor : G/185/B.III/HK/1988 tanggal 6 Juli 1988   Tentang Pemecahan Kelurahan dari 58 Kelurahan/Desa menjadi 84 Kelurahan/Desa 10. SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung Nomor : 6/185/BHK?89 tanggal 6 Juli 1988, tentang Peubahan Desa menjadi Kelurahan   Tentang Pemecahan Kelurahan dari 58 Kelurahan/Desa menjadi 84 Kelurahan/Desa 11. Kepmendagri Nomor 43 Tahun 1998   Tentang perubahan tata naskah dinas dilingkungan Pemerintah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II SeIndonesia yang kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 17 Tahun 1999 tentang Perubahan Pertama Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bandar Lampung Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyusunan dan Bentuk Tata Naskah Dinas Pemerintah Daerah Tingkat II Bandar Lampung, yang salah satu isisnya Perubahan Penyebutan Nama dari “Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung” menjadi “Pemerintah Kota Bandar Lampung”.  


NO
NAMA
PERIODE
KET
1
SUMARSONO
1956-1957
-
2
H.ZAINAL ABIDIN.PA
1957-1963
-
3
ALIMUDIN UMAR,SH
1963-1969
-
4
DRS.H.M. THABRANI DAUD
1969-1976
-
5
DRS.H.FAUZI SALEH
1976-1981
-
6
DRS.H.ZULKARNAIN SUBING
1981-1986
-
7
DRS.A.NURDIN MUHAYAT
1986-1991
-
8
DRS.A.NURDIN MUHAYAT
1991-1996
-
9
DRS.H.SUHARTO
1996-2005
-
10
DRS.H.EDDY SUTRISNO,MPd
2005-sekarang
-







Lambang Daerah

LAMBANG DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG
DAN PENJELASAN

Moto Daerah
Motto Daerah yang merupakan semboyan kerja "RAGOM GAWI" yang bermakna :
a.
Linguistik Curturil teridiri dari dua suku kata``RAGOM ``berarti: kompak,bersatu:
bersama sama.``GAWI`` berarti kerja.melaksanakan tugas pengabdian.
b.
Pengerian keseluruhan dari ``Ragom Gawi`` adalah kompak1 bekerja bersama-sama dan pengabdian terhadap negara,bangsa dan masyarakat(gotong royong)


Bentuk Warna

Tata Warna
1.
Bagian dalam berupa perisai bersudut 5 yang di dalamnya terdapat gambar.
A.
Warna dasar Perisai :
a.
Bagian atas berupa  gunung yang tinggi
1.
Perisai bagian atas berwarna biru laut

2.
Perisai bagian bawah berwarna putih
b.
Bagian bawah berupa phon lada dengan lima helai daun dan tiga tangkai buah
B.
Isi Perisai :
1.
Gunung berwarna biru tua
2.
Lima helai daun lada berwarna hijau daun
3.
Tiga tangkai buah lada berwarna merah tua
c.
Ditengah perisai diantara gunung dengan lada tertulis motto daerah yang berbunyi Ragom Gawi
C.
Warna dasar lambang :
Adalah berwarna hitam yang termasuk diantara perisai dan pita

2.
Bagian luar sebuah pita yang dilingkari bersudut lima dengan bertuliskan :
A.
Nagian Atas bertuliskan "Kota"
B.
Bagian bawah bertuliskan "Bandar Lampung"

Arti dan Makna

Lambang daerah yang dituliskan dalam tata warna sebagaimana tersebut dalam pasal 2 dan pasal 2 dan pasal 3 Peraturan Daerah bermakna sebagai berikut:
1.
Bentuk gunung yang berwarna biru tua melambangkan/bermakna kesejahteraaan dan kesetiaan
2.
Tangkai daun dan lada yang berwarna hijau daun dan merah melambangkan kemakmuran dan kehidupan
3.
Perisai yang bersudut lima melambangkan pertahanan dan dasar negara pancasila
4.
Warna biru laut pada perisai bagian bawah melambangkan ketentraman
5.
Warna putih pada perisai bawah melambangkan kesucian
6.
Pita yang melingkar perisai dengan warna kuning emas melambangkan persatuan, kebesaran dan kejayaan
7.
Dasar lambang yang berwana hitam melambangkan keabadian

Kesimpulan
Lambang Daerah Kota Bandar Lampung bermakna: membina persatuan dan kesatuan dengan penuh kesetiaan untuk mempertahankan dasar negara pancasila guna mewujudkan kehidupan yang aman dan tenteram sehingga tercapai keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan serta kejayaan yang abadi.













GEOGRAFI
Letak geografis
Kota bandar lampung merupakan ibu kota provinsi Lampung selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pnedidikan dan kebudayaan, kota bandar lampung juga merupakan pusat kegiatan perekonomian dari provinsi lampung yang secara ekonomis menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan kota bandar lampung, yaitu sebagai pusat perdagangan, industri dan wisata
Dengan letaknya yang strategis menjadikan daerah ini sebagai dareah transit kegiatan perekonomian antara pulau jawa.
Secara geografis kota bandar lampun terletak pada kedudukan 5020’ sampai dengan 5030’ lintang selatan dan 105028’ sampai dengan 105037’ bujur timur. Letak tersebut berada di teluk lampung dan diujung selatan pulai sumatra, yang memiliki luas wilayah 192,18 Km2 terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan, dengan batas wilayah sebagai berikut:
1.
Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan
2.
Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Padang Cermin dan Ketibung lampung selatan serta Teluk Lampung
3.
Sebelah timur berbatasan dengan Tanjung Bintang kabupaten Lampung Selatan
4.
Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Gedung Tataan dan Padang Cermin kabupaten Pesawaran




NO
KECAMATAN
LUAS (Km2)
1
Tanjungkarang Pusat
20,54
2
Tanjungkarang Barat
8,63
3
Tanjungkarang Timur
23,99
4
Teluk Betung Utara
21,1
5
Teluk Betung Barat
9,95
6
Teluk Betung Selatan
5,67
7
Panjang
17,43
8
Kemiling
22,89
9
Kedaton
8,88
10
Rajabasa
13,02
11
Tanjung Seneng
12,62
12
Sukarame
16,87
13
Sukabumi
10,59



Kondisi Topografi
Kota bandar lampung sebagian besar terlatak pada ketinggian 0-700 meter diatas permukaan laut dengan topografi yang terdiri dari
Daerah pantai yaitu sekitar Telukbetung dan Panjang
Daerah perbukitan yaitu sekitar Telukbetung bagian utara
Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat di sekitar Tanjungkarang bagian barat yang dipengaruhi oleh Gunung Balau serta perbukitan Batu Serampok di bagian timur selatan
Teluk Lampung dan pulau pulau kecil bagian selatan
Dataran Kota Bandar Lampung sebagian dialiri beberapa sungai yang dimanfaatkan untuk pengairan lokasi pertanian. Umumnya sungai sungai di Bandar Lampung tidak panjang, antara 2 sampai 14 Km dan terletak hulu sungai berada pada bagian barat dan daerah hilir pada bagian selatan yaitu pada dataran pantai




NO
NAMA SUNGAI
PANJANG
SUNGAI (Km)
DAERAH ALIRAN (Ha)
1
Way Awi
9
1.151
2
Way Penengahan
5
140
3
Way Simpur
5
421
4
Way Kuala
9
6.782
5
Way Galih
5
790
6
Way Kupang
6
335
7
Way Lunik
6
875
8
Way Kunyit
5
449
9
Way Kuripan
8
8.698
10
Way Kedamaian
5
337
11
Anak Way Kuala
2,3
330
12
Way Kemiling
8
1.273
13
Way Halim
10
914
14
Way Langkapura
8
393
15
Way Sukamaju
9,25
1.730
16
Way Keteguhan
5
280
17
Way Simpang Kanan
6
1.695
18
Way Simpang Kiri
9,5
1.490
19
Way Betung
14.00
3.490
Adapun nama sungai atau kali di kota Bandar Lampung yaitu:Way Awi,Way Penengahan,Way Simpur, Way Kuala, Way Galih, Way Kupang, Way Lunik, Way Kunyit, Way Kuripan, Way Kedamaian, anak Way Kuala, Way Kemiling, Way Halim, Way Langkapura, Way Sukamaju, Way Keteguhan, Way sp Kanan, sp Kiri dan Way Betung.
Selain itu wilayah Kota Bandar Lampung sebagian besar merupakan perbukitan yang diantaranya bernama Gunung Kunyit, Gunung Keletum, Gunung Banten, Gunung Kucing dan Gunung Kapuk.


NO
NAMA GUNUNG
TEMPAT
1
Gunung Kunyit
Teluk Betung Selatan
2
Gunung Kelutum
Tanjungkarang Timur
3
Gunung Sulah
Gunung Sulah Sukarame
4
Gunung Perahu
Sidodadi,Kedaton
5
Gunung Sari
Gunung Sari,Tanjungkarang Pusat
6
Gunung Kucing
Segalamider,Tanjungkarang Barat
7
Gunung Camang
Tanjung Gading,Tanjungkarang Timur
8
Gunung Balau
Tanjungkarang Barat
9
Gunung Kapuk
Tanjungkarang Timur























DEMOGRAFI

Penduduk kota bandar lampung terdiri dari berbagai suku, bangsa (heterogen), dari hasil proyeksi penduduk tahun 2006 jumlah penduduk Kota Kandar Lampung tercatat 790.895 jiwa.
Penyebaran peduduk kota bandar lampung tahun 2006 tidak merata bila di rinci perkecamatannya jumlah penduduk terbanyak di kecamatan Telukbetung Selatan yaitu sebanyak 90.339 jiwa sedang di kecamatan Tanjungsenang jumlahnya paling sedikit yaitu sebanyak 30.969 jiwa.
 
 NO
KECAMATAN
PENDUDUK
JUMLAH
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1
Teluk Betung Barat
31.153
30.203
61.176
2
Teluk Betung Selatan
46.602
43.737
90.339
3
Panjang
30.407
30.085
60.492
4
Tanjungkarang Timur
37.565
37.511
75.076
5
Teluk Betung Utara
30.468
30.500
60.968
6
Tanjungkarang Pusat
36.113
37.061
73.174
7
Tanjungkarang Barat
27.018
26.134
53.152
8
Kemiling
26.800
26.669
53.469
9
Kedaton
43.030
43.762
86.792
10
Rajabasa
18.173
16.661
34.834
11
Tanjung Seneng
15.602
15.367
30.969
12
Sukarame
28.905
28.643
57.548
13
Sukabumi
26.592
26.314
57.548
                Jumlah
398.428
392.467
790.895